Kamis, 02 Mei 2013

Perubahan Fisik dan Psikologi Pada Trimester III



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perubahan Secara Langsung yang Dialami Oleh Ibu Hamil.
·         Rasa lelah yang berlebihan pada punggung, bayi yang tumbuh semakin besar dan beratnya mengarah kedepan membuat punggung berusaha menyeimbangkan posisi tubuh. Hal ini menyebabkan punggung yang cepat lelah oleh sebab itulah orang yang hamil tua tidak tahan berjalan terlalu jauh. berdiri, dan duduk dengan menyandar akan terasa lebih enteng. Minta pada pasangan untuk memijat otot yang kaku.
·         Bengkak pada mata kaki atau betis, dapat mengganggu bagi sebagian wanita rahim yang besar akan menekan pembuluh darah utama dari bagian bawah tubuh ke atas tubuh. Menyebabkan darah yang mau mengalir dari bagian bawah menjadi terhambat. Darah yang terhambat berakibat wajah dan juga kelopak mata bengkak, akan mudah terlihat didepan cermin pada pagi hari setelah bangun.
·         Napas menjadi lebih pendek, ukuran bayi yang semakin besar didalam rahim akan menekan daerah diafragma (otot dibawah paru-paru) menyebabkan aliran napas agak berat, sehingga secara otomatis tubuh akah meresponnya dengan napas yang lebih pendek. Duduk dengan posisi yang menyenangkan anda, tidur menyamping dan juga olahraga aerobic ringan bisa meringankan. Karena kondisi kandungan setiap wanita berbeda-beda, maka mintalah nasehat dokter untuk kondisi anda sekarang olahraga ringan jenis apa yang masih boleh dilakukan. Apakah aerobic barbel ringan atau hanya sekedar yoga dengan posisi tertentu.
·         Panas diperut bagian atas, ini terjadi karena asam lambung meningkat, penyebabnya adalah perubahan hormon dalam tubuh hamil. Minum lebih banyak air dan makanlah dengan porsi yang lebih sedikit tapi frekuensinya lebih banyak.
·         Varises diwajah dan kaki, arti lain varises adalah pelebaran pembuluh darah yang pada seorang wanita hamil terjadi di daerah wajah, leher, lengan, dan kaki terutama di betis. Apalagi bagi anda yang punya warna kulit putih akan sangat jelas urat-urat halus berwarna merah kebiru-biruan. Pelebaran pembuluh darah bisa juga terjadi di daerah anus sehingga menyebabkan wasir. Makanlah makanan yang banyak mengandung serat seperti sayur-sayuran, bayam, sawi, daun papaya, dan kol. Hindari mengejan (mendorong sekuat tenaga sambil menahan nafas) saat BAB karena dengan anda mengejan akan volume darah dengan jumlah yang besar akan menuju pembuluh darah sekitar anus.
·         Stretch mark, yakni garis-garis putih dan parut pada daerah perut bisa juga terjadi di dada, bokong, paha, dan lengan atas. Walaupun stretch mark tidak dapat dihindarkan tetapi akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan. Gunakan lotion stretch mark setelah mandi dan perbanyak konsumsi vitamin E.
·         Payudara semakin membesar, ini karena kelenjar susu yang didalamnya mulai penuh dan sesekali dalam keseharian anda akan keluar tetesan air susu di bra terutama setelah bulan k-9. Penambahan berat payudara kira-kira 1/2 – 2kg.
·         Sering buang air kecil, merupakan salah satu tanda-tanda kehamilan, disebabkan oleh kandung kemih tertekan oleh rahim. Bagi beberapa wanita hamil, tertawa yang keras, batuk, atau bersin bisa membuat mereka ngompol.
2.2 Perubahan Anatomi Fisiologi pada Ibu Hamil Trimester 3.
1. Uterus
            Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20cm dan dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil fisiologik, hamil ganda, atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya.
            Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prossesus xipoideus. Pada kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak antara ½ jarak pusat prosesus xipodeus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prosesus xipoideus. Bila pertumbuhan janin normal, maka tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan pada 36 minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prosesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul.
            Pada trimester 3, istimus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.
2. Serviks Uteri
            Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon esterogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri dari atas kolagen. Karena serviks terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah.
            Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.
            Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena peningkatan hormone progesterone. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
3. Vulva dan Vagina
            Vagina dan vulva akibat hormone estrogen juga mengalami perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat. Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan/persalinan maka perdarahan akan banyak sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.
4. Mamae
            Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari putting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
5. Sirkulasi Darah
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L. Pada minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar daripada wanita tersebut ketika tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat (± 10.500/ml), demikian juga hitung trombositnya.
         Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.
         Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik vena (venous return) akibat tingginya tekanan darah vena yang kembali dari uterus dan akibat tekanan mekanik dari uterus pada vena kava. Keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada wanita yang rentan.
         Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat hingga mencapai maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36. Peningkatan aliran darah pada kulit disebabkan oleh vasodilatasi ferifer. Hal ini menerangkan mengapa wanita “merasa panas” mudah berkeringat, sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti hidung.
         Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein, albumin, dan gamma globulin baru meningkat perlahan-lahan pada akhir kehamilan, sedangkan beta globulin dan bagian-bagian fibrinogen terus meningkat. LED pada umumnya meningkat sampai 4x sehingga dalam kehamilan tidak dapat dipakai sebagai ukuran.
6. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan penampilan badannya.
7. Traktus Digestivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah relaksasi, sehingga dapat terjadi regorgitasi isi lambung yang menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn). Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan konstipasi, merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
8. Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
9. Metabolisme Dalam Kehamilan
BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada trimester III. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran karbohidrat, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila dibutuhkan, dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup hemat dalam hal pemakaian tenaganya.
         Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang-tulangnya dan hal ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan tiap harinya diperkirakan telah mengandung 1,5-2,5 gr kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium tertahan dalam badan untuk keperluan semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk pertumbuhan janin tanpa mengganggu kalsium ibu. Kadar kalsium dalam serum memang lebih rendah, mungkin oleh karena adanya hidremia, akan tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi hingga dapat menanggulangi kemungkinan terjadinya kejang tetani.
         Segera setelah haid terlambat, kadar enzim diamino-oksidase (histamine) meningkat dari 3-6 satuan dalam masa tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 16 minggu. Kadar ini mencapai puncaknya sampai 400-500 satuan pada kehamilan 16 minggu dan seterusnya sampai akhir kehamilan.Pinosinase adalah enzim yang dapat membuat oksitosin tidak aktif. Pinosinase ditemukan banyak sekali di dalam darah ibu pada kehamilan 14-38 minggu.
         Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh hasil konsepsi, fetus placenta dan liquor.
2.3 Gizi Pada Ibu Hamil Trimester 3.
Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester ke III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:

Kalori.
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori (kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar 285-300 kkal.

Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan menambah volume darah serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui.

Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi makanan dari sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-padian) dan produk olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk lemak, Anda bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak nabati.

Vitamin B6 (Piridoksin). Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh yang melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin berkembang otak jianin, semakin meningkat pula kemampuan untuk mengantarkan pesan.

Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari. Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.

Yodium. Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol setiap metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.

Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan sehingga janin tumbuh  melampaui ukuran normal. Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat hamil. Angka yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari

Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3)
. Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem pernafasan dan enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2 miligram per hari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin B ini bisa Anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan telur.

Air.
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari cairan. Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang meningkat selama masa kehamilan.

Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari sembelit serta risiko terkena infeksi saluran kemih.  Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari. Selain air putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi minuman bergula seperti sirop dan softdrink.

2.4 Pengertian Psikologis

   Secara etimologis, psikologi diambil dari bahasa Yunani yakni psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, psikologi dapat juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang jiwa, namun obyek kajiannya lebih ditekankan kepada gejala-gejala kejiwaan yang muncul dalam tingkah laku manusia.
Menurut Wundt (dalam devidoff, 1981), psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia. Menurut azhari (2004), psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang memelajari penghayatan dan tingkah laku manusia yang normal, dewasa, dan berbudaya. Menurut Kartini Kartono (2004), psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang memelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dimana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya.
2.5 Kondisi Psikologis Ibu Hamil
Kehamilan pertama yang dialami pada setiap wanita pasti akan menimbulkan banyak efektivitas baik fisik maupun psikologis. Bagi setiap wanita, kehamilan yang dialaminya merupakan suatu kebahagiaan tersendiri yang mana dengan kehamilan tersebut secara psikologis memberikan kepercayaan diri yang kuat bahwa ia adalah memang benar-benar telah menjadi wanita sejati. Secara sosial pun ia akan lebih merasa percaya diri didalam kehidupan bermasyarakat. Tapi disisi lain kehamilan apalagi kehamilan pertama pembawa efektivitas yang tidak begitu saja disepelehkan. Secara fisik ibu hamil akan merasa letih,lesu dan payah dsb. Sedang secara psikologis, ibu hamil akan dibayangi dan dihantui rasa cemas dan takut akan hal-hal yang mungkin akan terjadi pada diri-sendiri maupun pada bayinya.
“Selama hamil, sangat normal bila calon ibu mengalami mood swing, emosi dan suasana hati yang naik turun secara fluktuatif.” Sebagian besar ibu hamil mengalaminya, hanya saja ada yang ringan, dan ada yang ekstrim. Penyebab secara internal, perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil. Disamping itu, tentu ada factor psikologis dan juga bisa tercetus.
Meskipun mood swing adalah hal umum bagi sebagian besar ibu hamil, namun satu dari sepuluh ibu hamil yang mengalaminya, dapat mengalami fluktuasi ekstrim dan mengalami masalah yang signifikan.
Berikut beberapa tanda yang perlu dicermati :
Ø  Kehamilan yang tidak diinginkan.
Ø  Kehamilan beresiko.
Ø  Jarak kehamilan yang terlalu dekat.
Ø  Riwayat keguguran.
Ø  Kehamilan normal tapi punya pengalaman anak pertama sakit berat atau pengalaman mengasuh anak pertama sulit.
Periode ini sering disebut priode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya, menunggu tanda-tanda persalinan. Perhatian ibu berfokur pada bayinya, gerakan janin dan membesarnya uterus mengingatkan pada bayinya. Sehingga ibu selalu waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya, cedera dan akan menghindari orang/hal/benda yang dianggapnya membahayakan bayinya. Persiapan aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran bayinya, membuat baju, menata kamar bayi, membayangkan mengasuh/merawat bayi, menduga-duga akan jenis kelaminnya dan rupa bayinya.
Pada trimester III biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri persalinan, dan ibu tidak akan pernah tahu kapan ia akan melahirkan. Ketidaknyamanan pada trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas dan mudah tersinggung serta merasa menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya selama hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami, bidan dan keluarganya.
Masa ini disebut juga masa krusial/penuh kemelut untuk beberapa wanita karena ada kritis identitas, karena mereka mulai berhenti bekerja, kehilangan kontak dengan teman, kolega (Oakley, dalam Sweet,1999). Mereka merasa kesepian dan terisolasidi rumah. Wanita mempunyai banyak kekhawatiran seperti tidakan meedikalisasi saat persalinan, perubahan body image merasa kehamilannya sangat berat, tidak praktis, kurang atraktif, takut kehilangan pasangan. Bidan harus mampu mengkaji dengan teliti/hati-hati sejumlah stres yang dialami ibu hamil, mampu menilai kemampuan coping dan memberikan dukungan.
2.6 Pengaruh Support Keluarga Terhadap Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester 3
      Kehamilan termasuk salah satu periode krisis dalam kehidupan seorang wanita. Tak dapat dielak, situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga psikologis. Dalam aspek psikologis, timbul pengharapan yang disertai kecemasan menyambut persiapan kedatangan bayi. Semuanya itu ikut mewarnai interaksi antara anggota dan keluarga.
Pada fase terakhir pertumbuhan janin berlangsung berlangsung pada periode tiga bulan terakhir (bulan ke-7 sampai ke-9). Pada fase ini ibu mulai lagi merasa tertekan dan gelisah. Berat badan calon ib u mulai bertambah drastic antara 10,5 kg sampai 15 kg. calon ibu sering merasa lelah, tidak enak, sukar tidur, kaki dan tangan bengkak, serta napas pendek.
Secara terinci perkembangan janin tiga bulan terakhir ini sebagai berikut :
Pada bulan ke tujuh, janin dalam rahim ibu perlu dikatakan sudah dapat hidup secara independent. Selaput serebralnya sudah menutupi seluruh otak, janin dapat memperlihatkan berbagai variasi respons khusus. Pada bulan ini biasanya bayi mencapai panjang 40 cm, dan berat sekitar 1,5 kg. pada usia 8 dan 9 bulan pembentukan kepekaan pada sentuhan terakhir hamper berbagai organ sudah berfungsi.  (Save M.Dagun. 2002)
Cara keluarga dalam menghadapi situasi tersebut berbeda-beda tergantung adat dan kebudayaan setempat. Pada keluarga primitive ada beberapa suku tertentu melakukan upacara khusus.
Dukungan keluarga tidak hanya dari seorang suami tetapi juga dari sanak saudara lainnya seperti ibu kandung maupun ubu metua. Dukungan keluarga meliputi :
Ø  Dukungan Suami
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat. Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan. Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam perutnya. Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
Dari penelitian kualitatif di Indonesia diperoleh berbagai dukungan suami yang diharapkan isterinya  :
·         Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan isteri
·         Suami senang mendapatkan keturunan
·         Suami menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan ini
·         Suami memperhatikan kesehatan isteri yakni menanyakan keadaan isteri/janin yang dikandungnya
·         Suami mengantar dan atau menemani isteri untuk memeriksakan kandungannya
·         Suami tidak menyakiti isteri baik secara fisik maupun perasaan
·         Suami menghibur/menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi isteri
·         Suami menasihati agar isteri tidak terlalu capek bekerja di rumah/di tempat kerja
·         Suami membantu tugas isteri
·         Suami berdoa untuk kesehatan dan keselamatan isteri dan anaknya
·         Suami menunggu ketika isteri melahirkan
·         Suami menunggu ketika istreri dioperasi

Diperoleh atau tidak diperoleh dukungan suami tergantung pada :
·         Keintiman hubungan
·         Adanya komunikasi yang bermakna
·         Adanya kekhawatiran/masalah dalam biaya
Ø  Dukungan Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
Dukungan dari keluarga yang diharapkan wanita hamil :
·         Ayah-ibu kandung, maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini.
·         Ayah-ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini.
·         Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi.
·         Walaupun ayah-ibu kandung maupun mertua ada didaerah lain, sangat didambakan dukungan melalui telepon, surat ataupun doa dari jauh.
·         Selain itu, ritual tradisional dalam periode ini seperti upacara 7 bulanan pada beberapa orang mempunyai arti tersendiri yang tidak boleh diabaikan.
Ø  Dukungan Lingkungan
Dukungan lingkungan dapat berupa:
·         Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan
·          Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan melahirkan
·          Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk periksa
·         Menunggui ibu ketika melahirkan
·         Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
·         Diperoleh dari ibu-ibu pengajian/perkumpulan/kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan/sosial dalam bentuk doa bersama untuk keselamatan ibu dan janinnya
·         Membicarakan/menceritakan/menasihati tentang pengalaman hamil dan bersalin
·         Ada diantara mereka yang mau mengantarkan ibu hamil untuk periksa
·         Mereka dapat menjadi seperti saudara bagi ibu hamil dan nifas
Support keluarga terhadap ibu hamil pada trimester III, di antaranya yaitu: 
·      Memberi dukungan moril terhadap sang ibu dalam mempersiapkan persalinan, dapat berupa nasihat maupun dukungan emosional mengenai gambaran proses persalinan.
·        Suami berusaha membaca banyak buku tentang anak dan peran orangtua
·       Menyiapkan berbagai fasilitas untuk mempersiapkan kedatangan bayinya.
·      Suami menjadi tampak semakin hati-hati, penuh memahami dan selalu berusaha menjaga hubungan damai dengan istrinya.
2.7 Pengaruh Suport Tenaga Kesehatan Terhadap Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Pada Trimester 3.
Pada masa kehamilan usia 7 sampai 9 bulan (trimester III) keberadaan tenaga kesehatan baik bidan, dokter yang berada di BPS, polindes, puskesmas, rumah bersalin, maupun rumah sakit sangat dicari keberadaannya oleh klien . Karena pada saat ini keluarga lebih berhati-hati dan sering mengkonsultasikan keadaan kehamilan si ibu.
Pada kesempatan ini tenaga kesehatan berpotensi untuk menganjurkan persalinan yang normal, alamiah dan sehat serta yang paling penting proses persalinan tersebut dilakukan oleh tenaga kesehatan bukan oleh seoarang dukun.
Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannnya melalui dukungan :
·         Aktif: melalui kelas antenatal.
·         Pasif :
Ø  Dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah   untuk berkonsultasi.
Ø  Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu hamil atau pasca bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan pengunjung.
Ø  Suport tenaga kesehatan biasanya dilakukan kepada sang ibu diantaranya:
§  Menjelaskan bahwa persalinan merupakan proses alamiah, normal dan sehat.
Biasanya para tim medis membantu memberikan konseling dan ancangan mengenai proses persalinan yang diambil kelak serta memberikan pengertian mengenai persalinan yang akan diambil sebaiknya oleh tenaga kesehatan dan bukan ke dukun.
§  Menjelaskan mengenai biaya-biaya persalinan.
Tidak semua ibu dapat mejalani trimester III dengan tenang, seringkali ibu cemas akan biaya yang akan dihadapinya. Di sinilah tenaga kesehatan memberikan solusi, seperti tabulin (tabungan bersalin) yang bisa dimulai sejak ibu mengalami kecemasan akan biaya. Tenaga kesehatan juga bisa memberikan beberapa perkiraan-perkiraan harga bersalin di BPS, rumah sakit maupun puskesmas.
§  Memberikan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan janin.
Selama hamil tubuh seorang ibu lebih rentan terkena penyakit, sehingga faktor makanan harus benar-benar diperhatikan. Gizi ibu hamil juga perlu diperhatikan, terutama pada trimester III yang semakin mendekati persalinan. Selain itu ibu juga harus di berikan konseling mengenai aspek yang berkaitan dengan pemenuhan ASI eksklusif misalnya memperbanyak konsumsi sayur-sayuran hijau dan perawatan payudara.
§  Memberikan sugesti yang positif terhadap ibu
Tenaga kesehatan harus meyakinkan ibu jika ibu pasti bisa melewati trimester III dengan baik yang di sertai dengan persalinan yang normal, di harapkan hal ini mampu mengurangi kecemasan yang di raakan ibu lebih-lebih ibu primi gravida.
§  Memberikan pendidikan kepada pasangan ibu.
Hal ini dikarenakan seorang pasangan juga berpengaruh pada psikologis ibu. Pasangan diharapkan juga memahami tentang apa yang dialami sang istri.
2.8 Rasa Aman dan Nyaman Pada Psikologis Ibu Hamil Trimester 3.
Dalam pyramid Maslow kebutuhan akan rasa aman dan nyaman berada pada posisi ke dua, hal ini menunjukkan betapa pentingnya rasa aman dan nyaman bagi manusia terutama bagi seorang ibu yang sedang hamil usia trimester III.
Peran keluarga khususnya suami, sangat di perlukan bagi seorang wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang di berika suami kepada kehamilan sang istri akan mempererat hubungan antara ayah-anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan yang dapat di berikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu memerikasakan kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan minum tablet besi, maupun membantu ibu melakukan kegiatan rumah tangga selama hamil. Walaupun suami melakukan hal kecil namun mempunyai makna yang tinngi dalam meningkatkan keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik.
Rasa aman dan nyaman yang diharapkan dari seorang wanita hamil yakni :
Ø  Tingkat kemudahan dan kepuasan pada seseorang yang berubah menjadi orang tua terutama bergantung kepada keberhasilan mereka (suami isteri) dalam mengartikan dan menerima hubungan antar anggota keluarga.
Ø  Apabila pasangan suami isteri tersebut telah mampu memandang satu sama lain sebagaimana adanya (dan bukan seperti apa yang diinginkan) dan dapat menerima perbedaan dalam nilai dan tingkah laku, dapat bekerja sama untuk membangun dasar kekuatan yang fleksibel untuk keduanya, dapat mengembangkan standar yang memungkinkan keduanya saling mengerti maka peralihan dari kecemasan menuju kenyamanan selama persalinan akan lebih lancar.
Ø  Harapan rasa aman dan nyaman ini merupakan manifestasi keinginan berbagi rasa yang saat-saat itu memang cenderung meningkat.
Ø  Harapan itu akan lebih mudah terwujud apabila ada kesesuaian antara suami isteri.
Ø  Menifestasi kesesuaian terlihat dari perilaku suami yang membantu sambil menahan diri untuk tidak mengeluh
Ø  Optimalisasi tercapainya harapan rasa aman dan nyaman selama kehamilan dan pasca bersalin sangatlah individual tergantung dari sudut pandang tiap-tipa orang.
2.9 Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester 3 “Persiapan Menjadi Orang Tua”
                       Pada kehamilan trimester pertama seorang wanita hamil jika dilihat secara psikologis masih belum memfokuskan pikirannya mengenai persiapan perannya sebagai seorang ibu setelah kelahirannya kelak. Hanya saja pada saat itu si ibu lebih bingung dan cemas akan perubahan penampilan dan seluruh organ pada tubuhnya.
Tetapi jika usia kehamilannya sudah mencapai 7-9 bulan atau yang biasa dikatakan oleh tenaga kesehatan dengan trimester ke-3. Pada usia kehamilan ini seorang ibu sudah tidak memperdulikan lagi mengenai perubahan=perubahan yang terjadi pada tubuhnya karena sudah terjadi proses adaptasi dengan situasi-situasi seperti itu. Melainkan pada usia kehamilan 7-9 bulan seorang ibu lebih sibuk terhadap proses persalinannya kelak, tempat yang nantinya akan dipilih untuk melahirkan bayinya, dan yang paling utama seorang ibu tersebut lebih mempersiapkan akan perannya yang sebentar lagi akan menjadi seorang ibu.
Seorang ibu cemas karena memikirkan hal-hal seperti dibawah ini:
·         Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat di anggap sebagai masa transisi atau masa peralihan.
·         Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran yang baru, serta ketidakpastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat di satukan dengan anggota keluarga yang baru.
·         Peran orangtua sebagai proses peralihan yang berkelanjutan:
1.   Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan suatu keadaan statis.
2.   Berawal dari kehamilan dan merupakn kewajiban menjadi orang tua di mulai.
·         Hal-hal yang perlu di perhatikan terhadap kehadiran bayi baru lahir adalah:
Ø  Tempramen.
Ø  Cara pasangan mengartikan stress dan bantuan.
Ø  Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial mereka.
2.10 Persiapan Sibling Terhadap Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil.
Saudara kandung perlu di persiapkan terhadap kedatangan adiknya, karena bisa menimbulkan perasaan bersaing (sibling rivalry). Sibling rivalry timbul karena anak-anak takut perhatian orang tuanya berubah. Pencegahan kondisi ini dapat di lakukan dengan cara:
1.      Anak di beri tahu kalau bisa sejak awal kehamilan.
2.      Anak toddler di beri kesempatan merasakan bayinya bergerak dalam rahim dan di jelaskan bahwa rahim adalah tempad khusus bayi tumbuh.
3.      Anak dapat membantu mengatur baju bayi di laci atau menyiapkan tempat tidur bayi dan kamar bayi.
4.      Bantu anak menyesuaikan diri pada perubahan ini.
5.      Kenalkan anak pada bayi, sehingga anak tidak membayangkan adiknya akan cukup besar untuk di ajak bermain.
6.      Mengajak anak ke tempat periksa hamil, di beri kempatan mendengarkan DJJ (denyut jantung janin).
2.11 Dampak Jika Kebutuhan Psikologis Tidak Terpenuhi.
Seorang ibu hamil sangat membutuhkan banyak perhatian, tetapi bukan diperlakukan seperti orang sakit. Melainkan mendapatkan perhatian khusus agar dampak-dampak negative yang akan terjadi pada ibu hamil tidak akan terjadi. Dampak-dampak tersebut diantaranya seperti:
  • Ibu akan mengalami stress yang juga berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
  • Ibu akan merasa sendiri dan terbebani dengan kandungannya yang sebentar lagi lahir.
  • Ibu akan merasa menyesal atas kehamilannya dan akan berakibat melukai dirinya sendiri bahkan memumukul-mukul perutnya.
  •  Ibu merasa enggan dan menerima lahirnya bayinya.
  • Ibu lebih-labih akan  berbuat untuk melukai batinnya bahkan membunuhnya.


















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
    Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung perasaan istri, misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan ringan, menemahi istri ke dokter untuk memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan suami tergantung dari keintiman hubungan, ada tidaknya komunikasi yang bermakna, dan ada tidaknya masalah atau kekhawatiran akan bayinya.
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat.
3.2 Saran
            Dari diskusi kelompok kami mengenai kebutuhan psikologis pada ibu hamil trimester ketiga, kami mengharapkan sebuah motivasi dan acuan dari lingkungan keluarga, sosial juga masyarakat untuk senantiasa memberikan perhatian khusus terhadap wanita yang sedang mengalami kehamilan. Agar meminimalisir terjadinya gangguan dan trauma-trauma yang terjadi pada ibu hamil juga untuk menghindari terjadinya kecacatan fisik pada bayi.












DAFTAR PUSTAKA

Dagun, Save M. 2003. Psikologi Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta.
Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Yuni.dkk .2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.
Farrer, Helen. 2003. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar